Selasa, 28 September 2010

Kisah Nabi Muhammad SAW Menjelang Wafat

Betapa mulia dan indahnya akhlak baginda Ya Rasulullah SAW Mengingatkan kita sewaktu sakratul maut.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai
umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah
dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga
bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh
menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan
berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya.
Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala
itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap
menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan
detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu
Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang
terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah
kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah
yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru
sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah
menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah
bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa
Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril
yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih
Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di
hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu
ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata
Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar
Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya
Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya."Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum -
peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di
luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad
wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang
menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana
tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.

MENGAPA TIDAK MULAI MENJUAL DIRI ANDA ?

Banyak orang gelisah karena merasa kesulitan untuk mempengaruhi lingkungannya atau bahkan susah sekali menimbulkan image positif yang “layak untuk dijual”. Seorang calon karyawan susah mendapatkan impressi positif bagi pewawancaranya, seorang tokoh susah meluaskan jaringan pengaruhnya, seorang guru susah mendapatkan perhatian dari muridnya, seorang atasan susah mendapatkan komitmen dari bawahannya, seorang artis susah mendapatkan rating tinggi untuk pesonanya, dan masih banyak lagi keluhan yang saya dengar dalam berbagai seminar yang saya laksanakan.


Ada beberapa langkah untuk mempermudah kesulitan tersebut,


Pertama : Knowing Ur Self.


Tidak ada orang yang selayaknya memahami kita melebihi diri kita sendiri. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan diri kita sendiri akan menajamkan langkah-langkah kita dalam meraih kesuksesan. Cara untuk mengenali diri kita dapat dilakukan dengan dua langkah. Langkah pertama adalah “bercermin”, melakukan dialog dengan diri kita sendiri tentang kelebihan yang kita miliki dengan mengingat hal-hal sukses yang pernah kita alami dan factor penyebabnya pada saat itu. Langkah kedua adalah “meminta feedback”, meminta orang lain untuk membuat gambar tentang siapa diri kita menurut persepsinya, jangan pernah ditolak hal negative yang kita dengar dari mereka, karena ini adalah umpan balik yang sangat obyektif dari titik pandang subyektif. Temui beberapa orang dalam lingkungan dan jenis pergaulan yang berbeda, semakin luas are pemberi feed back maka tingkat kebenarannya akan menjadi lebih valid.


Kedua : Seek First To Understand, than to be Understood.


Mempengaruhi orang lain adalah tentang memahaminya lebih dalam. Ego dominan kita selalu saja dahaga untuk menjadi faktor terpenting dalam setiap pergaulan kita. Jika kita memuaskannya maka ada orang lain yang space dominasinya terkurangi. Dengan berlaku emphatik sesungguhnya kita sedang menebarkan jala perhatian untuk orang lain. Bukankah kita selalu bersahabat nyaman dengan orang yang mau mendengar dan mengerti kita dengan baik ?.


Ketiga : Idea behind the mindset,



Tanpa kita sadari orang akan lebih mudah setuju jika sebagian kesepakatan yang kita buat adalah hasil pemikirannya juga. Jangan terlalu banyak membuang tenaga untuk membuat orang lain mengerti dan bersepakat atas ide kita, tetapi gunakan sedikit usaha untuk mencari titik awal persamaan yang ada di balik fikiran orang yang berkomunikasi dengan kita. Kenyataan mengatakan bahwa kita akan memiliki komitmen terhadap langkah dan pemikiran dari orang yang banyak memiliki kesamaan dengan kita.


Keempat : Focus On Them,


Minimalisir membahas dan menjual tentang kepentingan ”saya”, fokuskan seluruh dialog berbasis kebutuhan mereka atau orang lain (komunitas atau orang yang anda ajak berkomunikasi). Orang senang membahas masalahnya sendiri bukan, jadi anda akan spesial jika anda memberikan langkah untuk solusi orang lain.


Kelima : It’s good to be different,


Ini tidak berbicara tentang pola fikir atau penampilan. Menjadi berbeda adalah tentang pendekatan. Jika anda ingin lebih dekat maka pendekatan anda harus berbeda. Cara mendekati dan cara menyampaikan yang berbeda akan menimbulkan impresi khusus. Tukul Arwana sukses karena cara mendekati audience dan cara menyampaikan talk show yang berbeda, orang lain sibuk membuat image tetapi Tukul larut dalam image yang bergerak di benak audience-nya.


Keenam : Snow Ball of Emotional Banking Account,



Mempengaruhi adalah menggerakkan bola salju bukan sebuah usaha jangka pendek untuk brain washing. Komunikasi yang ideal adalah menggerakkan impresi positif dari orang dengan cara menabung hal positif dan menggerakkan orang lain untuk bercerita tentang hal positif yang dia rasakan. Kesuksesan selalu diiringi testimoni, testimoni harus disebar luaskan dalam pembahasaan yang santun. Testimoni harus disiram lagi dengan tindakan atau perkataan positif selanjutnya. Buat sebanyak mungkin orang bertestimoni tentang anda dan yakinkan orang yang mendengar hal positif dari anda mendengar atau melihat kembali hal positif yang pernah anda lakukan. Melakukan hal yang positif sama dengan menabung di rekening bank emosi orang lain.


Ketujuh : Always stand at the mailstone,


Mempengaruhi dan membuat image positif adalah berbicara tentang konsistensi berbuat maupun mengatakan. Anda harus menandai titik suskes terakhir sebagai titik awal untuk langkah selanjutnya. Banyak orang gagal dalam mempertahankan positif image karena gagal dalam hal kecil setelah melakukan banyak hal besar. Mereka lupa menancapkan tonggak suksesnya sebagai sebuah pegangan berfikir atau menilai ole orang lain.


Kedelapan : What do U want,



Apa yang anda inginkan harus sangat jelas, anda ingin dikenal sebagai apa harus sangat jelas, apa yang anda inginkan orang lain fikirkan atas anda harus sangat jelas. Oleh sebab itu ”sebutan anda” harus sangat jelas. Boleh sama dengan orang lain tapi anda harus memperjelas ”jenis kelamin” anda. Misalnya Anda katakan ”Saya seorang artis” (orang masih bingung), anda perjelas lagi ”Saya seorang artis yang lucu” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda jual). Contoh lain : ”Saya seorang calon karyawan yang pintar” (orang masih bingung), anda perjelas lagi ”Saya seorang calon karyawan yang pintar membuat program komputer” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda jual).

”Kesuksesan adalah hasil dari bagaimana anda menjual diri anda, bagaimana membuat orang lain tahu tentang apa yang anda bisa.”

Mengapa tidak mulai menjual diri anda?

Semoga bermanfaat,

Selamat menjalani hari dengan penuh rahmat,

Salam,

Christin
3B Consulting
Telp. 021-32540102
HP. 0815 1427 9897
Email: christin@3b.co.id
www.3b.co.id

General Check Up untuk Keuangan Anda


KOMPAS.com - Kenapa Anda ke dokter? Karena Anda tidak ingin sakit, tentunya. Nah, general check-up bukan hanya dibutuhkan oleh tubuh, tetapi juga oleh kondisi keuangan. Kapan terakhir Anda melakukan check up terhadap kondisi keuangan Anda?

Hitung ulang berapa penghasilan Anda per bulan, lalu hitung juga berapa total pengeluaran per bulan. Apakah hasilnya masih surplus? Kalau ya berapa persen, surplus Anda dibandingkan dengan total penghasilan. Atau malah defisit? Berapa besar? Lalu bagaimana cara Anda menutupi defisit tersebut? Sangat mungkin Anda berutang, misalnya dengan menggunakan kartu kredit. Kalau situasi ini berlangsung terus, berarti keuangan Anda memang ”sakit” dan akan menjadi masalah besar jika terus dibiarkan. Agar tidak menjadi masalah, coba cermati dulu bagaimana kondisi kesehatan keuangan Anda dengan menjawab beberapa pertanyaan di atas.

Yang utama adalah, apakah keuangan Anda setiap bulan mengalami surplus atau defisit. Umpamakan penghasilan Anda Rp 10 juta. Lalu biaya pengeluaran, termasuk untuk membayar utang, adalah sebesar Rp 10 juta juga, atau malah lebih. Kalau faktanya seperti ini, kondisi keuangan Anda berada dalam keadaan tertekan. Kenapa? Karena untuk menutupi biaya pengeluaran saja, penghasilan Anda sudah tidak memadai.

Lalu apa solusinya? Naikkan penghasilan dan atau kurangi pengeluaran. Untuk menaikkan penghasilan memang bukan perkara mudah. Akan tetapi, untuk mengurangi pengeluaran bukan pula tidak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angsuran utang Anda. Nilai angsuran diturunkan sehingga Anda masih memiliki cash flow positif. Memang, di sisi lain, utang Anda boleh jadi akan lebih lama lunasnya. Namun, paling tidak, pengeluaran Anda lebih kecil ketimbang penghasilan. Akan tetapi, ini pun dengan catatan Anda tidak membuat utang baru.

Jika realitasnya adalah sebagaimana dipaparkan di atas, apakah kondisi keuangan Anda tergolong sehat? Kondisi keuangan seperti itu masih dalam keadaan kurang sehat. Artinya, cash flow Anda tidak defisit, tetapi tidak ada dana lebih yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan keuangan Anda. Dengan kata lain, kondisi keuangan Anda akan seperti itu seterusnya. Aset juga tidak akan bertambah.

Fase sehat
Bagaimana agar kondisi keuangan bisa masuk dalam fase cukup sehat? Harus ada surplus yang bisa dialokasikan untuk mencapai suatu tujuan keuangan. Seperti contoh di atas, katakanlah penghasilan Anda sebesar Rp 10 juta. Lalu, katakanlah Anda lebih hemat sehingga pengeluaran Anda umpamakan hanya sebesar Rp 7 juta per bulan. Berarti, Anda memiliki surplus sebesar Rp 3 juta.

Apakah kondisi keuangan seperti ini sudah bisa dianggap sehat? Tunggu dulu. Cek lagi tujuan keuangan Anda. Katakanlah dalam dalam 5 tahun mendatang Anda ingin memiliki aset senilai Rp 300 juta. Berarti, setiap tahun Anda mesti mengalokasikan Rp 60 juta. Dengan kata lain, setiap bulan mesti tersedia Rp 5 juta. Padahal, surplus yang Anda miliki hanya sebesar Rp 3 juta. Konkretnya, meskipun setiap bulan keuangan Anda surplus, tetapi tujuan keuangan Anda 5 tahun mendatang tidak akan tercapai.

Lantas di mana masalahnya? Surplus Anda kurang besar. Ini bisa terjadi karena struktur pengeluaran Anda yang masih kurang optimal. Kurangi pengeluaran yang kurang perlu. Mungkin Anda mengatakan semua pengeluaran Anda adalah perlu. Oke, itu hak Anda. Akan tetapi, coba cek, dalam struktur pengeluaran Anda ada komponen biaya konsumsi dan juga komponen utang. Bagaimana strategi keuangan Anda dalam menyelesaikan utang?

Jika Anda mampu mengurangi biaya konsumsi dan pembayaran utang Anda sebesar Rp 2 juta per bulan, Anda akan memperoleh surplus sebesar Rp 3 juta + Rp 2 juta, atau sejumlah Rp 5 juta. Namun, di sisi lain, tentu saja konsumsi Anda mesti dikorbankan dan utang Anda masih akan terus berlangsung. Akan tetapi, tidak mengapa, sepanjang Anda mampu melunasinya kendati dalam waktu yang cukup panjang.

Dana darurat
Jika Anda mampu melakukan langkah di atas, kondisi keuangan Anda berada dalam kategori cukup sehat. Ya, cash flow Anda tidak defisit dan memiliki surplus untuk mencapai tujuan keuangan yang masih sederhana. Namun, keuangan Anda tetap belum aman. Kenapa? Karena Anda belum memiliki yang namanya emergency fund dan dana darurat.

Pernahkah Anda terpikir kalau tiba-tiba terjadi krisis ekonomi, lalu perusahaan tempat Anda bekerja bangkrut dan Anda mengalami PHK? Semua itu memang tidak diinginkan. Akan tetapi, sekali lagi, hal tidak terduga bisa saja terjadi. Oleh karena itu, Anda mesti berjaga-jaga dalam bentuk emergency fund. Berapa besar? Tergantung Anda. Namun, lazimnya, nilai dana yang tersimpan dalam rekening emerging fund harus sekitar 6 bulan penghasilan. Kenapa 6 bulan? Karena dalam kurun waktu 6 bulan diharapkan Anda sudah memperoleh pekerjaan baru.

Kesimpulannya, kondisi keuangan baru bisa dianggap sehat jika cash flow keseharian Anda positif, memiliki surplus dana yang dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang, baik melalui tabungan maupun investasi lainnya, dan juga memiliki alokasi dana untuk berjaga-jaga. Namun, mesti diingat, ketiga hal di atas tidak diukur dari nilai nominal, melainkan dari perspektif tujuan keuangan pribadi.

(Elvyn G Masassya, praktisi keuangan)

http://female.kompas.com/read/xml/2010/09/01/08550012/General.Check.Up.untuk.Keuangan.Anda