Kamis, 04 Februari 2010

Cinta Tanpa Syarat yang Dibutuhkan Anak dari Orang Tuanya



Cinta Tanpa Syarat yang Dibutuhkan Anak dari Orang Tuanya
Posted By : http://myworld.astraworld.com



Ada satu untaian kata menarik dari Emotional Quality Management yang barangkali sudah pernah Anda baca atau dengar. Judulnya ”Anak-Anak Belajar dari Kehidupan”. Isinya seputar saran atau himbauan bagi tiap orang tua agar memberikan sikap yang tepat dan cara terbaik dalam membesarkan anak. Masih ingat? Nah, simak saja kata-katanya yang AstraWorld kutip ulang berikut ini: ”Jika anak hidup dengan cinta dan persahabatan, maka ia akan menemukan cinta di muka bumi ini”.

Secara tak langsung, orang tua diajak untuk menentukan pilihan, bahwa membesarkan anak harus selalu memperhatikan unsur cinta. Karena dengan cinta itulah anak-anak itu juga akan tumbuh besar. Artinya, mereka akan belajar berperilaku atas dasar cinta. Dan pada gilirannya, cinta dan persahatan pula yang akan melekat dalam hidup mereka, bukan kekerasan apalagi kebencian. Siapakah yang beruntung ketika masyarakat dan dunia ini penuh dengan cinta dan kasih sayang? Tentu anak-anak kita dan umat manusia itu sendiri.

Pentingnya nilai-nilai cinta dan kasih sayang
Yang pasti, siapapun yakin bahwa kasih sayang akan mendatangkan kesenangan dan kegembiraan. Semakin besar kasih sayang orang tua pada anak maka kegembiraan pada anak semakin besar dan menjadikan hati anak semakin peduli dan perhatian.

Orang tua akan menjadi pihak pertama yang merasakan keuntungan akibat tertanamnya nilai-nilai cinta pada diri anak. Sebab, kasih sayang kepada anak mampu menarik simpati sang anak, dan pada giliranya anak akan mempercayai ayahnya, ibunya dan saudara-saudaranya sehingga terjalinlah hubungan baik antara keluarga. Ketika anak harmonis dengan keluarganya, mereka akan mudah dididik dan diarahkan oleh orangtuanya.

Bagi tumbuh kembangnya seorang anak, bukan hanya kesenangan yang menjadi unsur penting. Ketika kasih sayang mereka dapatkan, berarti orang tua tengah menjamin munculnya kepercayaan diri seorang anak. Secara psikologis anak yang memiliki cinta dan kasih sayang akan merasakan kemerdekaan dan kepercayaan diri. Ini modal dasar yang mendorong kemampuan memecahkan persoalan sendiri dan tidak menunggu bantuan orang lain. Dengan motivasi besar dan tekad yang membaja, anak tersebut berusaha mencari solusi atas setiap problem yang dihadapinya.

Dengan kata lain, cinta dan kasih sayang juga akan memotivasi anak-anak untuk melakukan pelbagai aktivitas dengan sukses. Anak yang merasakan kasih sayang secara cukup maka ia akan sukses dalam menggeluti pelbagai aktivitas dan bidang yang digemarinya. Di bidang pendidikan ia akan menjadi anak yang cerdas dan terampil dan secara fisik pun ia akan tumbuh secara sehat.

Mengingat pentingnya cinta bagi anak-anak, bahkan dalam masalah hubungan antara orang tua dan anak-anak ada istilah yang sangat tegas, yaitu: anak-anak butuh cinta tanpa syarat dari orang tuanya. Jadi, agar anak-anak dapat tumbuh secara sehat, setiap orang tua tidak hanya cukup menjamin ketersediaan makanan, mengajaknya olahraga, serta perlindungan fisik seperti memberikan lingkungan dan rumah yang baik. Tetapi, anak-anak juga butuh cinta tanpa syarat dari orangtuanya.

Bahasa cinta pada anak-anak
Kasih sayang menciptakan kerja sama di antara manusia. Bila Kasih sayang tidak ada maka tidak akan terwujud persaudaraan di antara manusia. Tak seorang pun yang merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain; sehingga pengorbanan dan terbentuknya masyarakat yang adil hanya akan menjadi sebuah mimpi bila cinta tak pernah ada. Jadi, sekali lagi, hubungan antar sesama manusia, khususnya anak-anak harus dibangun berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang.

Namun, penanaman cinta dan kasih sayang pada anak-anak membutuhkan proses yang panjang. Artinya, rasa cinta harus diterapkan dalam keseharian. Mulai dari yang paling sederhana hingga hal-hal yang kompleks, diawali dari ungkapan dan gaya bahasa orang tua kepada anak, misalnya. Usahakanlah selalu memilih ungkapan-ungkapan, bahasa maupun perilaku yang padat dengan nuansa cinta jika berbicara atau berhadapan pada anak-anak. Paling tidak ada 5 bahasa cinta pada anak.

1. Sering-seringlah memuji anak kita atas setiap kebaikan dan nilai positif yang telah mereka tunjukkan. Pujian, motivasi, dan harapan menjadi sangat penting dalam proses belajar membangun karakter tiap manusia. Mereka akan merekam apapun yang diapresiasi dengan baik oleh lingkungannya. Di samping pujian, kata-kata bermuatan cinta juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis lainnya. Misalnya, kata-kata penuh kasih, dimana orang tua mengucapkan bahwa ia mencintai anaknya; dan kata-kata yang membesarkan hati. Saat anak mengalami kegagalan, situasi yang sulit atau krisis percaya diri, kita sebagai orangtua sangatlah perlu memberikan kata-kata yang membesarkan hati atau membangkitkan semangat anak sehingga memberikan semangat dan keberanian bagi anak untuk menghadapi situasi sulit itu; dan yang berikutnya adalah kata-kata bimbingan, yang mengesankan bahwa orang tua menjelaskan ke anak tentang nilai-nilai moral, etika dan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan.

2. Biasakanlah mencium mereka tiap kali berpisah, meskipun sudah rutin seperti pergi tidur, akan berangkat sekolah, ditinggal pergi ke kantor dan sebagainya. Sentuhan fisik ini akan mendekatkan emosi mereka. Mereka dapat merasakan ada cinta di balik sentuhan-sentuhan tersebut, meskipun sekadar menggandeng tangannya, merangkulnya, atau sekadar mengusap kepalanya.

3. Berikanlah kejutan-kejutan berupa hadiah. Tentu saja, hadiah ini juga diberikan saat mereka melakukan kebaikan atau ada sesuatu yang harus orang tua apresiasi. Pemberiannya dapat disesuaikan pada moment-moment khusus, seperti kenaikan kelas, menang dalam perlombaan atau berprestasi dalam bidangnya. Supaya mereka terus terdorong untuk selalu berprestasi.

4. Bahasa cinta pada anak juga akan dimengerti ketika orang tua meluangkan waktu khusus di antara kesibukan sehari-hari. Beberapa contoh misalnya dengan jalan-jalan saat akhir pekan, bersenda gurau di sore hari atau nonton tv bersama.

5. Beri teladan. Diantara bahasa-bahasa cinta yang akan sangat banyak variasinya, bagaimanapun yang paling kuat adalah contoh atau teladan dari orang tua. Karena itu, usahakan agar orang tua juga selalu mempertimbangkan unsur cinta dan kasih sayang dalam setiap perilaku. Terutama, ketika berada atau pun langsung berhadapan dengan anak-anak. Jika masih bisa menghindari kekerasan atau nuansa yang kasar, lebih baik gunakanlah gaya dan perilaku yang lembut.

Tidak ada komentar: